Rabu, 08 Oktober 2014

Belajar dari TPA Anwar Ar Rasyid

Ada beberapa hal yang aku dapatkan ketika aku mengisi dongeng di TPA Anwar Ar Rasyid (Rabu, 8 Oktober 2014). Ya..sebuah kekaguman ketika melihat penampilan anak-anak TPA dalam acara itu. Ternyata kegiatan TPA tidak hanya dikemas sebagai sarana untuk mengaji iqro’ atau al Qur’an secara formal, tetapi juga sebagai wahana pengembangan diri santri.
            Ketika aku shering –shering dengan pengurus, beliau menyampaikan memang ada hari khusus sebagai hari ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan diri. Makanya wajar, bila ketika pembukaan acara, dilantunkan bacaan Al Qur’an dengan seni murottal yang indah, penampilan paduan suara yang syahdu dan penampilan tari saman dari anak-anak yang dahsyat.
            Setidaknya, ini bisa menjadi contoh bagi TPA yang lain dalam rangka pengembangan TPA.
Dengan program jelas, TPA menjadi sebuah lembaga pendidikan yang benar-benar layak untuk mendapatkan apresiasi dalam turut serta membangun karakter pada diri santri.
            Administrasi TPA di TPA Anwar Ar Rasyid juga bisa kita contoh. Mulai dari pembayaran, penggajian guru TPA, komponen pembelajaran dan seterusnya sudah tersusun dengan rapi, sehingga memudahkan pengelola dalam manajemen TPA.
***
            Kesan yang yang kudapatkan, TPA yang satu ini memang mantap. Selain santrinya juga banyak, gurunya juga kompak dan kreatif. Alhamdulillah, ketika sesie dongeng juga berjalan dengan lancar, semuanya bisa terkondisikan dengan baik. Sampai ketemu lagi, semoga menambah tali silaturrahim ini semakin erat. Salam Syukur…!!!

Yogyakarta, 9 Oktober 





Selasa, 07 Oktober 2014

Dongeng SDIT Salsabila 3

Ku parkir sepeda motorku didepan sebuah sekolah dasar berisi ratusan siswa, ialah sebuah SDIT Salsabila 3 yang terletak tak jauh dari gedung Jogja Expo Center (JEC). Iya…hari itu Selasa, 7 September 2014 aku mendapatkan amanah untuk sekedar berbagi motivasi lewat sebuah cerita/ dongeng.
         Di sebuah sekolah yang baru pertama kali aku menginjakkan kakiku disitu, setidaknya ada hal yang unik yang berbeda dari sekolah lain. Hal yang unik itu adalah terletak dari segi bangunan. Biasanya sekolah-sekolah yang pernah ku lihat, berdinding rapi yang tersusun dari batu bata, tetapi tidak untuk sekolah yang ku temui ini, dinding bangunan terkesan unik karena berasal dari susunan batako dan juga kayu atau triplek. Penyusunannya pun berbeda, sehingga ini malah menjadi daya tarik tersendiri. Terlepas, apakah karena memang kekurangan dana atau memang didesains seperti itu, aku sendiri juga kurang tahu.
       Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena bisa memberikan cerita inspiratif kepada calon-calon generasi penerus bangsa. Acara semakin meriah karena aku memberikan beberapa permainan sulap yang membuat mereka takjub.
       Ya..puas itu ketika bisa membuat dan melihat mereka itu tertawa lepas, seolah tak ada beban pikiran sedikitpun dari dalam dirinya. Dengan berbagai cara pengondisian dan ice breaking sederhana, semuanya bisa terkondisikan dengan baik.
        Pertemuan pun pasti berujung perpisahan. Adik-adik, sampai jumpa lagi ya…sapaku.” Mereka ternyata merindukan kedatanganku lagi. Banya yang berceloteh, Kakak, besok cerita lagi ya…besoka main sulap lagi ya..dan seterusnya.
Semoga saja, aku masih diberikan umur panjang dan kesehatan, sehingga bisa kembali berbagi keceriaan dengan mereka. Terimakasih adik-adik SDIT Salsabila 3 dan terimkasih pula kepada guru-gurunya yang hebat-hebat. Smampai jumpa…!!!

Yogya, 9 Oktober 2014