Kamis, 31 Desember 2015

SECUPLIK TULISAN DI UJUNG TAHUN 2015

Waktu terus berjalan, paling tidak ada 15 menit lagi untuk menulis di tahun ini sebelum berganti tahun menjadi tahun 2016. Setidakanya, aku hanya ingin mengucapkan rasa syukur yang begitu mendalam kepada Tuhan semesta alam, Allah SWT yang telah memberikan kehidupan sampai detik ini, sehingga sampai saat ini masih bisa bernafas dan menikmati kehidupan yang luar biasa ini.
Berikutnya, terimakasih kepada orang tuaku yang terus membimbingku dan mendoakanku untuk kesuksesanku. Tak lupa kepada guru-guruku yang luar biasa, semua sahabatku dan orang-orang terdekat denganku. Terimakasih atas semuanya, telah mengajariku banyak hal dan mewarnai kehidupanku sehingga hidup ini lebih bermakna.
Alhamdulillah, langkah demi langkah telah kulalui dengan penuh perjuangan dan bimbinganMu Ya Allah. Terimakasih atas segala pencapaian yang telah KAU berikan kepadaku di tahun 2015. Harapannya, semua hal-hal yang positif bisa terus berlanjut di tahun berikutnya. Sebaliknya, hal-hal negatif semoga bisa terkubur dalam-dalam di tahun ini dan tidak terulang di tahun selanjutnya. Hajat terbesar di  tahun 2016 adalah WISUDA S2 dan  MENIKAH. Semoga kedua hajat besarku di tahun 2016 bisa tercapai.
 Aku tak ingin menyi-nyiakan orang tuaku yang telah berjuang dan bersusah payah demi kesuksesanku. Paling tidak satu hal kecil yang bisa kuberikan adalah bisa melihat mereka tersenyum haru melihat putranya mengenakan toga wisuda. Hajat selanjutnya, menikah. Semoga semua bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana dalam rangka menunaikan sunnah nabi. Bismillah..semoga Allah meridhoi.

Yogyakarta, 31 Desember 2015

Pukul 00: 00  WIB


Rabu, 23 Desember 2015

Perjuangan Kuliah S2

Satu hal yang mungkin tak pernah aku lupakan adalah bagaimana proses perjuanganku untuk bisa lulus S2. Ya..memang dari segi kecerdasan aku memang kalah jauh  dari teman-teman ditambah kegiatan yang seabrek yang tak ada habis2nya. Dan apa hasilnya, diantara teman sekelasku hanya aku yang belum lulus S2. Ya…mungkin salah juga kalau aku menjadikan  itu sebagai alasanku belum lulus kuliah, padahal semua teman-temanku sudah lulus. Ya..tapi tak bisa dielak, itu memang adanya. Mereka ada yang sudah mengajar di sekolah, menjadi dosen, bekerja, menikah dan lain sebagainya.
Melihat teman-temanku sudah lulus pun aku juga bergegas ingin menyelesaikannya. Karena memang tak lama lagi aku akan menikah. Ibu pernah bilang, kalau mau nikah paling tidak salah satu ada yang sudah beres kuliahnya, kalau sama-sama masih kuliah nanti repot rumah tangganya, sudah harus kerja tapi malah masih kuliah. Hmm…ya terkadang bener juga kata ibu. Tapi kondisinya saat ini memang belum lulus.wwkwkw..
Ibu..maafkan aku ya..ternyata sampai saat ini belum lulus, padahal  nikah hanya tinggal 4 bulan lagi. Sebenarnya sudah selesai tesisny, tinggal revisi sekali terus munaqosyah. Eh..tapi lagi2 soal nilai toefl yang belum lulus.Hmm.. sudah keempat kalinya aku ujian toefl tapi juga belum lulus. Standar yang digunakan adalah 425 skor maksimal dari 4 kali ujian hanya mendapatkan 403. Itu artinya kurang 22 lagi. Aku juga sudah mencobanya di UGM yang kerjasama dengan lembaga bahasa ION’S tapi juga belum lulus. Saat ini, aku akan mencoba kembali ujian toefl di pusat bahasa UNY, smg saja berhasil.
Bismillah..
-persipan materi maksimal
-doa maksimal
-restu orang tua
            Semoga bermodalkan tiga hal itu, aku bisa mengerjakan ujian toefl dengan lancar dan menghasilkan nilai sesuai yang diharapkan. Aku akan tunjukkan kepada orang tua kalau aku bisa lulus kuliah dan siap menikah. Hehe..Aamiin..aamiin ya robbal alamiin.

Jogja, 23 Desember 2015..

Aksi kak Mansur di Magelang

Ahad, (20/12/15) kak Mansur mendapatkan  amanah untuk memotivasi dan berbagi cerita untuk adek2 di Tuguran, Magelang. Alhamdulillah, senang sekali bisa silaturrahim dengan pengurus TPA dan adek-adek disana. Pengurus TPAnya tidak lain adalah adek angkatanku di pesantren Wahid Hasyim. Turut seneng deh..ternyata alumni Wahid Hasyim bisa berkiprah di masyarakat. Hal tak disangka lagi ternyata pengurus TPA nya adalah teman SMA bu Nelly (istrinya pak Kyai Jalal). Bu Zainab namanya. Akhirnya beliau menitipkan salam untuk bu Nelly.
Alhamdulillah, anak-anak pada seneng kak Mansur memotivasi dan berbagi cerita dengan mereka. Suasana terasa cair dan muka bahagia tampak tercermin dalam wajah mereka. Semoga saja, apa yang disampaikan bisa selalu diingat anak-anak dan menjadikan mereka  pribadi yang lebih baik. Semoga suatu saat bisa bertemu lagi yaa…jadilah anak sholih dan sholihah, bahagikan ayah ibu selalu. Sampai jumpa lagi dengan kak Mansur.. !!!!

Yogyakarta, 23 Desember 2015



                        



Sabtu, 05 Desember 2015

Dongeng TK Khalifah di Balaikota Jogja


Sabtu, 28/11/15 kak Mansur mendapatkan kesempatan untuk kembali berbagi ceria dengan anak-anak di Balaikota Jogja. Mereka berkumpul untuk mengikuti lomba mewarnai yang diadakan oleh Tim TK Khalifah. Acaraanya seru..selain jumlah peserta yang banyak di meriahkan dengan pembagian doorprice dari sponsor dan panitia penyelenggara.
Anak-anak semakin antusias ketika tiba saatnya acara mendongeng. Kak Mansur senang bisa berjumpa dengan anak-anak yang lucu-lucu, wajah polos yang masih bersih dari dosa. Semoga kelak kalian jadi orang-orang hebat. Terlihat mereka sangat menikmati cerita yang kak Mansur sampaikan. Cerita dikemas dalam penyampaian yang apik dipadukan dengan alat peraga boneka dan permainan sulap edukatif. Alhamdulillah..semua anak bisa terkondisikan dengan baik. yeyeye…salam dari kak Mansur.bye !!!

Jogja, 5 Desember 2015

TIPS BIAR PD “NGOMONG” DI DEPAN UMUM

Sering kali timbul pertanyaan gimana sih kak caranya biar PD ngomong atau pidato di depan umum. Pertanyaan lain yang sering muncul adalah biar nggak grogi gimana caranya sih. Pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa banyak muncul di kalangan teman-teman, baik teman mahasiswa, para calon trainer, motivator dan lain sebagainya. Pada intinya cara biar kita lebih percaya diri berbicara di hadapan orang banyak.
Kenapa sih harus PD?
Kepercayaan diri merupakan hal terpenting yang harus dibangun pada diri seseorang. Dengan rasa percaya diri, maka apa yang akan kita sampaikan di depan umum bisa meyakinkan para audience. Ibarat seorang penjual obat atau jamu keliling. Jika penjual jamu/ obat itu tidak PD dengan produknya sendiri dan tidak PD dalam menyampaikan apa khasiat dari obat atau jamu yang bersangkutan alias ragu ragu akan produknya sendiri, maka jangan mengharapkan banyak konsumen  yang akan membelinya. Percaya diri membuat diri kita menjadi pribadi yang layak diperhitungkan. Bisa dibayangkan apabila kita tidak percaya diri dengan profesi kita, maka boleh jadi kita hanya stagnan di profesi yang kita jalani tanpa adanya sebuah perkembangan.
Gimana sih biar PD ngomong di depan umum?
Rumusnya adalah PER-CA- YA DI-RI
Yukk...kita bacaa...!!!
  1. PERsiapkan dan kuasai materi sebaik-baiknya.
Salah satu indikasi kenapa orang tidak percaya diri ngomong di depan karena ia melupakan satu hal yang sangat penting, yaitu menyiapkan dan menguasai materi. Maka, mulai saat ini kuasai materi secara matang jauh-jauh hari sebelumnya. Pidato atau ngomong di depan umum sangat tidak dianjurkan membaca teks murni karena hal ini menjenuhkan audience. Mungkin, jika dibutuhkan kita hanya menulis point-point intinya saja yang akan kita sampaikan. 
  1. CAri penampilan terbaik
Penampilan adalah hal penting yang tak boleh diabaikan. Banyak orang yang nggak PD karena masalah penampilan. Entah bajunya kebesaran lah, celanannya gegedean lah atau sebaliknya, bajunya kekecilan jadi bikin nggak nyaman. Maka dari itu cari penampilan terbaik Anda. Cari penampilan terbaik yang membuat diri Anda percaya diri. Pilih baju yang nyaman dipakai dan motif yang sesuai. Anda boleh meminta teman terdekat Anda untuk memberikan komentar atau masukan tentang penampilan Anda.
  1. YAkinkan diri Anda
Sebelum kita tampil di depan yakinkan diri Anda bawah Anda bisa. Katakan BISA..!!! mulai saat inilah jangan biarkan suara hati Anda mengatakan hal-hal negatif tentang diri Anda. Kadang banyak muncul  suara yang terbersit dari hati Anda, wahh..pasti nanti grogi, wahh,..gimana niech..aku belum persiapan, nanti gimana ya kalau aku lupa, haduuh…pesertanya banyak banget, bisa nggak ya, dan suara-suara negatif lainnya.
Mulai saat ini, yakinkan dari lubuk  hati anda yang paling dalam bahwa Anda BISA, Anda MAMPU. Katakan dengan penuh keyakinan, ulangilah beberapa kali sampai muncul rasa percaya diri itu.
  1. Doa dan vIsualisi
Doa merupakan hal yang penting juga untuk dilakukan. Kita mempunyai Allah SWT penguasa seluruh alam. Segala sesuatu ditentukan oleh Allah, sebagai seorang hamba hanya mampu berusaha dengan maksimal dan dilengkapi dengan doa. Sebelum berdoa tenangkan diri Anda dan berdoalah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.
Anda juga bisa melakukan visualisasi. Visualisasi adalah proses membayangkan. Caranya adalah
a. Mulailah dengan menenangkan diri Anda. Anda bisa melakukannya dengan memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam lalu hembuskan. Ulangi beberapa kali sampai diri Anda benar-benar berada dalam kondisi senyaman mungkin, rileks dan fokus.
b.  Hadirkan bayangan dalam pikiran Anda ketika Anda tampil di depan umum.  Hadirkan dan bayangkan kalau Anda benar-benar tampil di depan dengan sukses. Bayangkan dan rasakan Anda tampil dengan penuh percaya diri dan bisa menyampaikan materi dengan lancar. Anda juga boleh menghadirkan bayangan para audience yang terpukau dan menyimak apa yang Anda sampaikan.
c.       Lakukan dengan serileks mungkin dan usahakan anda fokus dengan visualisasi yang Anda lakukan. Terakhir anda bisa menutupnya dengan doa sesuai dengan apa yang Anda inginkan.
  1. RIlekskan dan regangkan badan
Sebelum tampil Anda sangat dianjurkan menenangkan diri. Rilekskan dan regangkan badan Anda. Anda bisa melakukannya dengan menggerakkan leher, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, dan persendian. Lakukan sewajarnya saja jangan berlebihan. Dianjurkan sekali jika Anda malu, Anda boleh mencari tempat yang tepat yang tidak terlihat oleh audience.

Jika Anda sudah melakukannya tapi belum berhasil. Lantas, apakah Anda putus asa? Oh..tentu tidak. Teruslah mencoba, orang bisa karena terbiasa. Kalau anda membiasakan hal diatas sebelum tampil di depan umum, maka hasilnya pasti DAHSYAT. 

Maka, jalan terbaik supaya kita bisa semakin PERCAYA DIRI adalah dengan MEMPERBANYAK JAM TERBANG,  semakin banyak Anda tampil berbicara didepan maka akan semakin PD. Seiring berjalannya waktu, kalau Anda sering berbicara di depan umum, maka itu akan menjadi hal biasa dan tentunya Anda akan semakin PERCAYA DIRI. Yakinlah..bahwa Anda BISAAA!!! Selamat Mencoba ! 

Jogja, 5 Desember 2015

Senin, 30 November 2015

Dongeng MILAD AHe

Ahad, 29 November 2015 kak Mansur mendapatkan kesempatan untuk mengisi dongeng di acara MILAD AHe. AHe merupakan sebuah bimbingan les baca untuk anak-anak usia TK dan SD. Dalam rangka miladnya AHe menggelar berbagai kegiatan lomba yang diikuti oleh anak-anak usia dini termasuk ada lomba menebalkan huruf dan mewarnai gambar.
Sebuah kebanggaan tersendiri bisa bertemu dan shering bersama owner AHe yaitu beliau bapak Mohtadin, S.Pd.I. Sampai saat ini beliau mempunya sekitar 8 cabang AHe yang tersebar di kecamatan Aglik dan Sleman.
Dalam kesempatan ini kak Mansur berbagi keceriaan bersama anak-anak hebat. Wahh..seneng meilhat senyuman mereka yang begitu tulus. Begitu polosnya anak-anak,lucu. Canda dan tawanya mengembang tanpa ada sebuah kesedihan sedikitpun. Acara juga diselingi dengan atraksi sulap sehingga membuat anak-anak semakin tertarik dan terhibur. Semoga dongeng yang disampaikan bisa menjadi salah satu tertanamnya kebaikan di dalam sanubari anak-anak. Semangat berbagi tiada henti.  Bravo…!!!

Jogja, 1 Desember 2015

Selasa, 24 November 2015

Si Kecil Penjual Koran yang Menginspirasi



(Ini hanyalah foto ilustrasi, kebetulan waktu itu saya tidak
sempat mengabadikan gambarnya.O 
Sepulang dari TFT kemaren, Ahad 22 November 2015 ada hal yang luar biasa yang kualami. Tepat ketika perjalananku dari Kulonprogo ke Jogja ada sebuah peristiwa yang bisa dibilang mengharukan bagiku..hmm..
Teng teng…kira –kira apa ya..!!!
Ya..kala itu ketika perjalanan  ke Jogja terlihatlah dari kejauhan seorang anak kecil yang sedang berdiri menawarkan koran di sebuah perempatan lampu merah. Koran-koran…!!! Koran-koran,…!!! “begitulah kira-kira perkataanya. Terlihat raut wajahnya yang begitu memelas ditambah sengatan sinar matahari yang begitu panas yang membuat kulitnya hitam mengkilat. Dengan seketika membuatku iba dan haru, karena memang saat itu orang2 hanya melihat sepintas si kecil penjual koran ini tanpa membelinya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Pingin rasanya membelinya, tapi karena lampu hijau sudah menyala aku harus melajukan kendaraanku karena memang posisi kendaraaku ada di tengah. Setelah kendaraanku melaju menerobos lampu hijau, terbersit dalam pikiranku untuk kembali menjumpai anak itu. Akhirnya apa..karena  memang hatiku tidak tenang akhirnya aku kembali ke perempatan lampu merah untuk menjumpai anak itu.
Alhamdulillah aku bisa berjumpa dengan anak itu dan kuajak pelan-pelan ngobrol. Ternyata sungguh membuatku terharu,  dia masih kelas I SD. Karena rasa ibaku, akhirnya aku mencoba untuk membuatnya senang dengan mencoba membeli semua korannya yang waktu itu masih ada 6 buah. Betapa senangnya hati anak itu. Terlihat senyum ceria dan kepuasan yang luar biasa ketika bisa menjual koran itu. Aku benar-benar bisa merasakan kebahagiannya karena memang aku juga pernah mencoba sebuah profesi itu. Kala itu aku mahasiswa semester 6 juga berjualan koran di perempatan lampu merah. Selama ini, itulah sebuah prosesi paling mengesankan dalam hidupku. Makanya, ketika melihat orang berjualan koran di perempatan, otakku langsung menuju ke memori masa lalu dan akhirnya sebuah iba dan rasa kasihan yang muncul. Ya..memang menurutku sebuah profesi yang menantang.
Aku mencoba menghiburnya dengan permainan sulap seadanya yang ku bisa. Ternyata…subhanallah, betapa senangnya anak itu. Senyumnya sungguh lepas dan masih terbayang sampai saat ini. Terlihat ternyata memang anak ini kurang hiburan dan kasih sayang. Bagaimana tidak,  setelah ku menggali informasi, ternyata setiap pulang sekolah dia harus menyusul ibunya untuk membantu menjualkan koran. Ayah ibunya memang sama-sama seorang penjual koran di perempatan lampu merah.  Ketika hari Ahad, dia harus berjualan dari pagi hingga menjelang sore. Subhanallah…terharu sekali  aku mendengar cerita anak ini.  Masih usia di bawah umur sudah membantu bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Hmm..hebat banget.
Anak ini pantang minta-minta, tapi tetap bekerja. Inilah yang ku salut dari dia. Tak ada rasa malas untuk menjemput rezeqi. Lalu, bagaimanakah dengan kita…sudahkah kita bersemangat menjemput rezeqi dan menatap masa depan yang cerah. Kita memang perlu mengoreksi diri, ternyata selama ini kita belum memaksimalkan usaha kita. Bagiku dia adalah motivatirku. Menginspirasiku untuk terus maju, bangkit dan pantang menyerah. Begitulah kira-kira…
Setelah sedikit banyak mengobrol aku mencoba mengantarkannya untuk menemui orangtuanya. Tenyata tidak jauh dari lampu merah itu terlihat sosok ibu separuh baya dengan pakaian dan penampilan seadanya sedang duduk di trotoar sambil menimang seorang balita. Sosok ibu ini adalah ibu dari anak kecil tadi yang namanya Lukas. Setelah berbincang bincang, ternyata ibu ini adalah orang Sidomulyo, Purworejo. Betapa terkejutnya aku, ternyata beliau juga orang Purworejo. Lalu kutegaskan kalau aku juga orang Purworejo. Ibu ini mempunyai 3 orang anak, Lukas yang baru kelas David kelas 1 SMP , Lukas 1 SD, dan yang terakhir masih balita. Karena iba,  kuberikan rezeqi yang ku punya untuk ibu ini untuk keperluan rumah tangga. Subhanallah, sang ibu ini terharu dan mendoakan macam2. Dalam hatiku semakin terharu. Hiks.
Aku juga mencoba menebar tawa kepada 3 anak ini dengan beberapa obrolan hangat dan permainan sulap. Subhanallah…masih terbayang senyum itu. Betapa bahagianya mereka. Kucoba tanamkan karakter2 positif dalam diri anak ini. Betapa bahagianya bisa menghibur mereka. Namun, waktu terus berjalan dan tak mungkin aku terus berada di situ. Aku pun berpamitan, namun seakan mereka tidak mau melepas kepergiaku. “Mas..lain kali maen kesini lagi ya mas.” Bener ya mas, kapan-kapan maen lagi ! Sapa Lukas dengan penuh harap. Aku pun berpamitan dan akhirnya kita berpisah. Tampak mereka melambaikan tangan mengucapkan salam perpisahan.
Terimakasih, atas pengalaman yang berharga ini Ya Allah. Semoga menjadikan diri kita semakin bersyukur ata nikmatNya dan pantang menterah menghadapi segala tantangan dan ujian yang menghadang. Teruslah belajar dan berproses menggapai masa depan yang gemilang. 

Jogja, 24 November 2015

Senin, 23 November 2015

CERITA DIBALIK TFT batch 16

 BAGIAN 1:
Bersyukur  saya masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan peserta Training For Trainer PAUD Nasional untuk batch 16.  Selalu ada cerita dibalik sebuah peristiwa dan pengalaman. Walaupun kala itu saya tidak bisa membantu di tim GURAME (Guru Asyik Menyenangkan) secara full 3 hari, tapi Alhamdulillah masih bisa ikut gabung di hari terakhir yaitu hari Ahad, 22 November 2015. Kala itu training selama 3 hari dilaksanakan di obyek wisata alam Kalibiru Kulonprogo. Selama gabung di tim GURAME rasanya selalu banyak pengalaman dan wawasan baru.
Pelatihan kali ini sungguh luar biasa, karena untuk menjangkau tempat pelatihan harus melewati medan yang luar biasa dan tidak mudah. Acara training GURAME memang berbeda dari yang lainnya. Untuk saat ini, tim memang mengemas bentuk pelatihan yang fun dan menyatu dengan alam, jadi jangan dibayangkan acara pelatihan yang berada di gedung pertemuan hotel yang mewah dan sejenisnya. Inilah yang membuat peserta pelatihan makin berkesan dengan pelatihan ini. Bahkan, ada peserta TFT yang sudah ikut pada pelatihan sebelumnya, masih ikut lagi di acara TFT berikutnya. Subhanallah..
Satu hal lagi yang unik dari pelatihan kemaren adalah antusias peserta dari yang muda sampai tua yang luar biasa. Peserta pelatihan ternyata tidak hanya yang muda saja, tapi yang sudah lanjut usia pun masih semangat untuk ikut TFT dan belajar bersama. Bahkan ada peserta yang sudah kepala 6 atau 7 yang masih ikut pelatihan. Ini saya kira hal yang luar biasa. Semangat menuntut ilmu memang tak ada batasan usia. Inilah satu hal yang bisa kita petik hikmahnya, yang sudah bisa dibilang tua pun masih semangat untuk terus belajar dan terus belajar. Semangat jiwa muda masih tertanam  dalam jiwanya. Mestinya kita mesti berkaca dari beliau-beliau, kita sebagai genarasi muda harusnya tak loyo dan terus menuntut ilmu, mencari bekal untuk hidup di dunia dan akhirat.
Kegiatan TFT pada hari terakhir adalah outbond dan memang melibatkan aktifitas fisik. Tapi nyatanya para peserta dari muda sampe tua bisa menakhlukkan  tantangan yang menguji andrenalin. Sama dengan hidup kita, pastinya banyak tantangan dan cobaan. Namun, apakah kita harus mundur menghadapi tantangan yang berat? Tentu tidak, tantangan untuk dihadapi bukan untuk dihindari. Sebuah masalah harus diselesaikan. Lari dari masalah tak akan menyelesaikan masalah. Betulkah begitu sobat?
Untuk menakhlukkan tantangan-tantangan itu, kita perlu sebuah keyakinan yang kuat, menghilangkan ketakutan dan tentunya harus percaya diri dengan kemampuan kita. Yakin, pasti bisa. Dalam hal ini ada yang namanya visualisasi. Untuk bisa sukses menakhlukkan itu semua, selain keyakinan yang kuat maka kita bisa membayangkan atau bisa menvisualisasikan kita bisa melalui tantangan itu dengan sukses. Jangan sampai terbersit dalam pikiran kita ketidakmampuan dan kegagalan. Pikiran negatif yang kita munculkan membuat keyakianan itu musnah dan kalau sudah demikian maka  kegagalanlah yang akan terjadi. Maka yakinlah, bahwa segala sesuatu, tantangan dan ujian  dengan izin Allah akan bisa diselesaikan syaratnya kalau kita mau meyelesaikannya dengan sungguh-sungguh. Tentunya sebagai manusia usaha merumakan hak penting yang harus dilakukan, lalu bagaimana ketika gagal? Toh memang terjadang Allah berkehendak lain. Bukanlah kegagagalan adalah kesuksesan yang tertunda, maka bangkitlah kembali, takhlukkan tantangan itu. 
Itulah beberapa sekelumit catatan tentang TFT kemaren. Tentunya para peserta tak akan menyesal mengikuti event ini. Tak hanya ilmu yang didapat tapi juga banyak kenangan yang dibawa pulang oleh para peserta. Untuk itu, bagi yang belum ikut TFT, segera siapkan mental Anda dan nantikan TFT selanjutnya di bulan Februari…!!!!


      




BAGIAN 2:

(Ini hanyalah foto ilustrasi, kebetulan waktu itu saya tidak
sempat mengabadikan gambarnya.O 
Sepulang dari TFT kemaren, Ahad 22 November 2015 ada hal yang luar biasa yang kualami. Tepat ketika perjalananku dari Kulonprogo ke Jogja ada sebuah peristiwa yang bisa dibilang mengharukan bagiku..hmm..
Teng teng…kira –kira apa ya..!!!
Ya..kala itu ketika perjalanan  ke Jogja terlihatlah dari kejauhan seorang anak kecil yang sedang berdiri menawarkan koran di sebuah perempatan lampu merah. Koran-koran…!!! Koran-koran,…!!! “begitulah kira-kira perkataanya. Terlihat raut wajahnya yang begitu memelas ditambah sengatan sinar matahari yang begitu panas yang membuat kulitnya hitam mengkilat. Dengan seketika membuatku iba dan haru, karena memang belum ada yang membeli koran itu, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Pingin rasanya membelinya, tapi karena lampu hijau sudah menyala aku harus melajukan kendaraanku karena memang posisi kendaraaku ada di tengah. Setelah kendaraanku melaju menerobos lampu hijau, terbersit dalam pikiranku untuk kembali menjumpai anak itu. Akhirnya apa..karena  memang hatiku tidak tenang akhirnya aku kembali ke perempatan lampu merah untuk menjumpai anak itu.
Alhamdulillah aku bisa berjumpa dengan anak itu dan kuajak pelan-pelan ngobrol. Ternyata sungguh membuatku terharu,  dia masih kelas I SD. Karena rasa ibaku, akhirnya aku mencoba untuk membuatnya senang dengan mencoba membeli semua korannya yang waktu itu masih ada 6 buah. Betapa senangnya hati anak itu. Terlihat senyum ceria dan kepuasan yang luar biasa ketika bisa menjual koran itu. Aku benar-benar bisa merasakan kebahagiannya karena memang aku juga pernah mencoba sebuah profesi itu. Kala itu aku mahasiswa semester 6 juga berjualan koran di perempatan lampu merah. Selama ini, itulah sebuah prosesi paling mengesankan dalam hidupku. Makanya, ketika melihat orang berjualan koran di perempatan, otakku langsung menuju ke memori masa lalu dan akhirnya sebuah iba dan rasa kasihan yang muncul. Ya..memang menurutku sebuah profesi yang menantang.
Aku mencoba menghiburnya dengan permainan sulap seadanya yang ku bisa. Ternyata…subhanallah, betapa senangnya anak itu. Senyumnya sungguh lepas dan masih terbayang sampai saat ini. Terlihat ternyata memang anak ini kurang hiburan dan kasih sayang. Bagaimana tidak,  setelah ku menggali informasi, ternyata setiap pulang sekolah dia harus menyusul ibunya untuk membantu menjualkan koran. Ayah ibunya memang sama-sama seorang penjual koran di perempatan lampu merah.  Ketika hari Ahad, dia harus berjualan dari pagi hingga menjelang sore. Subhanallah…terharu sekali  aku mendengar cerita anak ini.  Masih usia di bawah umur sudah membantu bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Hmm..hebat banget.
Anak ini pantang minta-minta, tapi tetap bekerja. Inilah yang ku salut dari dia. Tak ada rasa malas untuk menjemput rezeqi. Lalu, bagaimanakah dengan kita…sudahkah kita bersemangat menjemput rezeqi dan menatap masa depan yang cerah. Kita memang perlu mengoreksi diri, ternyata selama ini kita belum memaksimalkan usaha kita. Bagiku dia adalah motivatirku. Menginspirasiku untuk terus maju, bangkit dan pantang menyerah. Begitulah kira-kira…
Setelah sedikit banyak mengobrol aku mencoba mengantarkannya untuk menemui orangtuanya. Tenyata tidak jauh dari lampu merah itu terlihat sosok ibu separuh baya dengan pakaian dan penampilan seadanya sedang duduk di trotoar sambil menimang seorang balita. Sosok ibu ini adalah ibu dari anak kecil tadi yang namanya Lukas. Setelah berbincang bincang, ternyata ibu ini adalah orang Sidomulyo, Purworejo. Betapa terkejutnya aku, ternyata beliau juga orang Purworejo. Lalu kutegaskan kalau aku juga orang Purworejo. Ibu ini mempunyai 3 orang anak, Lukas yang baru kelas David kelas 1 SMP , Lukas 1 SD, dan yang terakhir masih balita. Karena iba,  kuberikan rezeqi yang ku punya untuk ibu ini untuk keperluan rumah tangga. Subhanallah, sang ibu ini terharu dan mendoakan macam2. Dalam hatiku semakin terharu. Hiks.
Aku juga mencoba menebar tawa kepada 3 anak ini dengan beberapa obrolan hangat dan permainan sulap. Subhanallah…masih terbayang senyum itu. Betapa bahagianya mereka. Kucoba tanamkan karakter2 positif dalam diri anak ini. Betapa bahagianya bisa menghibur mereka. Namun, waktu terus berjalan dan tak mungkin aku terus berada di situ. Aku pun berpamitan, namun seakan mereka tidak mau melepas kepergiaku. “Mas..lain kali maen kesini lagi ya mas.” Bener ya mas, kapan-kapan maen lagi ! Sapa Lukas dengan penuh harap. Aku pun berpamitan dan akhirnya kita berpisah. Tampak mereka melambaikan tangan mengucapkan salam perpisahan.
Terimakasih, atas pengalaman yang berharga ini Ya Allah. Semoga menjadikan diri kita semakin bersyukur ata nikmatNya dan pantang menterah menghadapi segala tantangan dan ujian yang menghadang. Teruslah belajar dan berproses menggapai masa depan yang gemilang.

Jogja, 24 November 2015

Rabu, 14 Oktober 2015

ANEKA ICE BREAKER KREATIF

Ice breaker merupakan sebuah cara untuk memecah kebekuan dalam sebuah acara atau kegiatan, baik itu pada pelatihan/ training, pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Kebekuan yang dimaksud adalah rasa jenuh yang dialami oleh para siswa dan peserta ketika mengikuti sebuah acara atau kegiatan.
Dengan ice breaker maka siswa/ peserta akan kembali fokus/ konsentrasi untuk mengikuti acara/ kegiatan mengingat tingkat fokus siswa/ peserta terbatas. ice breaker digunakan ketika kondisi kelas atau acara pada pelatihan sudah mulai jenuh, tegang, mulai terlihat rasa ngantuk, sudah tidak nyaman dengan kita, fokus pada yang lain dan sebagainya.
Dibawah ini ada beberapa contoh ice breaker yang penulis dapatkan dari pelatihan dan buku. Kami sampaikan terimakasih kepada Kang Deden, Kak Kusumo, Kak Pranowo, Kak Ruri  guru-guru  dan teman-teman penulis yang lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah mengajarkan ilmunya, semoga juga bisa tularkan kepada orang lain sehingga menjadi semakin manfaat dan menjadi sebuah amal jariah.
1.    Tepuk Konsentrasi
     Tepuk Konsentrasi…!!!
     KON-SEN-TRA-SI
     MARI- KONSENTRASI
     KON- SEN-TRASI - DIMULAI
     Prosedur:
     Guru/fasilitator mengatakan Tepuk Konsentrasi…!!!, lalu siswa mengikutinya dengan          tepuk, gerakan dan ucapan.
     Kata KON      = tepuk sekali,
     SEN               = tepuk kedua paha
     TRA              =  angkat tangan kanan, smbil petik jari kanan
     SI                 = angkat tangan kiri, smbil petik jari kiri
     Lanjutkan sampai akhir gerakan sama.

2.    Tepuk Semangat
a.    Tepuk Semangat…!!! (versi 1)
SE  xxx MA xxx NGAT xxx
SEMANGAT…!!!
Prosedur:
Guru/fasilitator memberikan intruksi Tepuk Semangat…!!! Lalu siswa mengikutinya dengan tepuk pada masing-masing suku kata. Dan yang terakhir, siswa/ peserta meneriakkan dengan kencang kata SEMANGAT sambil menggulung tangan dan mengangkat kedua tangan.
b.    Tepuk Semangat…!!! (versi 2)
Prok prok, prok prok jing nonek noneng 2 x
Yes..!!!
Prosedur:
Guru/fasilitator memberikan intruksi Tepuk Semangat…!!! Lalu siswa mengikutinya sambil tepuk dan gerak. Gerakan jing nonek noneng diikuti dengan melenggok ke kanan dan kekiri sambil mengacungkan jempol., kata Yes dengan menarik kedua tangan ke bawah.

3.    EL ZAHRA….
         Cis cis double double boom boom
     Choki Choki yes yes…
     EL ZAHRA gitu loh..!!!

     Prosedur:
     Kata Cis  Cis   = pegang kening dengan tangan
     Double Double= petikan kedua jari  tangan  didepan badan
     Boom Boom    = pertemukan kedua  kepalan tangan di depan badan
     Choki Choki    = gulung2 kedua tangan
     Yes Yes           = tarik ke bawah kedua tangan
     (….. )*Gitu loh     = majukan tangan dengan posisi mengepal
     Nama (…)* boleh diganti dengan nama lembaga, sekolah, TPA, nama orang, dsb)

4.      Aneka Tepuk 1, 2, 3
a. Tepuk, pegang anggota badan
   Tepuk 1, pegang mata
   Tepuk 2, pegang telinga
   Tepuk 3, pegang hidung
   Bisa divariasikan sampai dengan angka 5, boleh divariasikan  oleh guru/ fasillitator 
   sendiri bagaiman gerakan yang harus dilakukan oleh siswa/ peserta
b.Tepuk, katakan one yes, dst
   Tepuk 1 : Prok…one YES
   Tepuk 2 : Prok Prok… one two, YES YES
   Tepuk 3 : Prok Prok Prok…  one two three YES YES YES
c.Tepuk, katakan hu..hu..
   Tepuk 1, prok hu..
   Tepuk 2, Prok Prok hu..hu..
   Tepuk 3, Prok Prok Prok, hu..hu..hu..
d.Sapaan, lalu tepuk
   Selamat pagi        = prok… (tepuk sekali)
   Selamat siang      = prok prok …(tepuk dua kali)
   Selamat malam   = tepuk  prok prok… (tiga kali)

5.    Pak Guru berkata
      Prosedur:
  • Jika ada perintah yang diawali dengan kata-kata pak guru berkata, maka siswa harus mengikuti intruksi/ perintah guru.
  • Jika tidak ada perintah yang diawali dengan kata-kata pak guru berkata, maka siswa tidak boleh mengikuti intruksi.\
  • Bisa dilakukan dengan duduk atau berdiri dan diharapkan pandangan peserta menuju  fasilitator.
  • Beri apresiasi bagi yang bisa bertahan sampai selesai.
6.    Tepuk gembira- semangat- takjub
      Tepuk gembira…!!!  Prok prok prok…Horee..!!!
      Tepuk semangat…!!! Prok prok prok…Yes…!!!
      Tepuk takjub…!!! Prok prok prok…Wow..kereen..!!!
      Prosedur:
  •  Guru memberikan intruksi, kemudian peserta tepuk, gerak dan melafalkan kata sesuai kesepatan.
  • Gerakan ketika megucap Horee….sambil bergerak gembira mengangkat tangan keatas.
  • Yes…. Tarik kedua kepalan tangan kebawah
  • Takjub…. Ekspresikan mimic takjub dengan menutup kedua tangan pada mulut dan membukanya. 
7.    Tangkap - tepuk
      Prosedur:
  •  Guru/ fasilitator memegang sebuah benda, misal : gumpalan kertas, pulpen, spidol, atau benda yang tidak berbahaya.
  • Guru/ fasilitator melemparkan benda itu keatas dan ketika guru menangkapnya, maka  siswa/ peserta harus tepuk sekali.
  • Guru/ fasilitator mengulangi lagi, seakan-akan guru melempar keatas tapi nayatanya tidak, maka dengan respect siswa/ peserta yang tidak konsentrasi akan tepuk, ulangi lagi gerakannya sampai semua siswa/ peserta kembali fokus.
8.    Gajah- semut  
       Prosedur:
  • Ketika guru mengucap gajah, siswa menjawab BESAR, tapi diikuti gerakan membuat lingkaran BESAR dengan menggunakan tangan.
  • Ketika guru mengucap semut siswa menjawab KECIL, tapi diikuti gerakan membuat lingkaran BESAR dengan menggunakan tangan.
  • Ulangi lagi sampai siswa/ peserta fokus.
9.    Ular-Cacing  
     Prosedur:
  • Ketika guru mengucap ular siswa menjawab PANJANG, tapi diikuti gerakan tangan bergerak mendekat.
  • Ketika guru mengucap cacing siswa menjawab PENDEK, tapi diikuti gerakan tangan bergerak menjauh.
  • Ulangi lagi sampai siswa/ peserta fokus.
10.  Nana nana, Nono Nono, Nano Nano
      Prosedur:
  • Diawal guru/ fasillitator memberikan intruksi bahwa: “ Silahkan ikuti perintahnya sesuai dengan apa yang dikatakan, bukan apa yang saya lakukan."
  • Ketika guru/ fasillitator mengucapkan Nana nana       : peserta mengangkat tangan keatas sambil melambaikan kedua tangan.
  • Nono Nono     : peserta menggeser tangan kedepan sambil melambaikan kedua tangan
  • Nano Nano      : peserta menurunkan tangan kebawah  sambil melambaikan kedua tangan
  •  Peserta WAJIB melihat fasilitator
  • Fasilitator bisa mengecoh dengan mengucapkan kata-kata diatas tapi bergerak dengan ketentuan yang berbeda.
  • Peserta yang tidak FOKUS akan menjalankan gerakan yang salah
  • Ulangi sampai benar dan berikan konsekuensi sesuai kesepakatan bagi yang gerakanya salah.
11.  Cerdas- Cermat
      Prosedur:
  • Mintalah siswa/ peserta berpasangan
  • Tentukan salah satu jadi Cerdas dan yang satu menjadi Cermat
  • Siswa/ peserta diminta untuk berpasangan dan bersalaman, lalu renggangkan tangan 20-30 cm.
  • Jika fasilitator mengatakan Cerdas, maka peserta Cerdas menangkap tangan peserta Cermat, peserta Cermat menghindar.
  • Jika fasilitator mengatakan Cermat, maka sebaliknya peserta Cermat menangkap tangan peserta Cerdas, peserta Cerdas menghindar.Lalu,  fasilitatornya bisa mengecoh dengan mengganti kata-kata dengan, misalnya: Cerpen, Cerita, dsb (buat kata-kata yang awalannya cer)
  • Gunakan intonasi yang sesuai…misalnya: Cerrrrrrrrr…….das,  Cerrrrrrr………mat Cerrrrrrr…….pen
  • Ulangi lagi sampai peserta fokus, dan beri konsekuensi bagi yang belum fokus.

12.  Cerita bersambung
            Prosedur:
  •  Salah satu siswa/ peserta mengawali menyebutkan kalimat.
  •  Siswa/ peserta disampingnya membuat kalimat menggunakan kata terakhir yang disebutkan oleh siswa/ peserta sebelumnya.
  • Terus bergiliran dan beri konsekuensi sesuai dengan kesepakatan bagi yang dalam jangka cepat tidak bisa membuat kalimat.

Ice breaker yang lainnya masih banyak, hanya saja belum tertuliskan semua. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat dan dipraktekkan para pembaca. Selamat mencoba...!!!!
Kalau ada hal-hal yang kurang paham atau kurang jelas, bisa ditanyakan secara langsung.
SEMOGA MANFAAT... ^_^