Mengena, sebuah
cerita yang disampaikan oleh bapak Agus Eko Susanto, S.Pd.I pada acara
sarasehan guru madrasah Wahid Hasyim. Acara ini digelar hari Selasa, 28 Januari
2014 di Gedung Multipurpose Wahid Hasyim. Beliau menceritakan sosok para Alumni
Wahid Hasyim yang sukses dari berbagai latar belakang yang ada.
Diceritakan beliau
ada seorang siswa MA Wahid Hasyim bernama mbak Mayada dan mas Syamsul Hadi.
Mereka berdua adalah sosok yang berbeda. Mbak Mayada adalah seorang siswa yang
memang dari awalnya cerdas. Ketika di Wahid Hasyim pun beliau menjadi siswa
yang rajin, tekun dan cerdas. Karena
kecerdasannya, mbak Mayada pun bisa melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijaga
dan bisa meneruskan kuliah di luar negeri (Kairo Mesir). Akhirnya, mbak Mayada pun saat ini
bisa menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi di Palu. Mbak Mayada ini adalah
salah satu dari sekian banyak alumni Wahid Hasyim yang sukses. Dan memang sudah
sewajarnya, kalau orang rajin dan cerdas akhirnya pun menjadi orang yang
sukses.
Lain lagi ceritanya dengan mas Syamsul
Hadi. Diceritakan oleh bapak Eko, mas Syamsul Hadi adalah siswa yang kurang
pintar. Bisa dibilang, dalam hal akademik sangatlah kurang. Namun, ada sisi
lain yang menjadi kelebihan beliau yaitu rajin dan jujur. Beliau sangat rajin
dan semangat ketika mengikuti kerja bakti di pesantren. Bisa dikatakan, beliau
mempunyai banyak peran dalam pembangunan gedung di pesantren. Terkadang,
sebagai guru kita hanya memandang sebelah mata siswa yang kurang pintar. Namun,
apa yang terjadi? Ternyata, dikabarkan, walaupun dulu ketika sekolah kurang
mumpuni dalam bidang akademik, tapi sekarang mas Syamsul Hadi bisa menjadi
seorang mandor bangunan sekaligus sebagai kontraktor bangunan. Bapak Eko
menambahkan, sekarang ini beliau tinggal di Bali. Saat ini beliau bisa menjadi
kontraktor bangunan yang nilainya milyaran. Hal ini, diraihnya dengan tidak
mudah. Namun, dimulai dari kerja keras dengan bekal kejujuran. Dulu, yang
ketika sekolah tak pintar menghitung, sekarang beliau sudah bisa menggambar
bangunan dengan skala dan hitungannya. Itu bisa dilakukannya hanya dengan
mengamati mandornya dulu ketika ia menjadi seorang kuli. Subhanalloh…dari
seorang kuli bisa menjadi kontraktor.
Dari cerita diatas,
sudah selayaknya kita tidak memandang sebelah mata siswa kita. Kita tak tahu nasib
kita dan siswa kita nantinya. Yang terpenting adalah terus mendidiknya dengan
setulus hati. Memang, mengatakannya mudah namun, pada praktekknya sulit. Tapi,
mari kita terus berusaha untuk mendidik siswa kita dengan sepenuh hati. Dengan
semangat mengabdi untuk Wahid Hasyim melalui mimbar pendidikan.
Ditambahkan bapak
Eko, sebagai guru Wahid Hasyim harusnya kita PD alias Percaya Diri. Proses
perjungan simbah Kyai. Abdul Hadi dalam membangun pendidikan di Wahid Hasyim
perlu kita apresiasi yang luar biasa. Bisa dibayangkan, yang awal mulanya dari
kecil, terus tumbuh dan berkembang menjadi lembaga pendidikan yang besar.
Nampaknya, perjuangan beliau harus diteruskan dengan sebaik-baiknya. Diawali
dari sebuah rasa PD menjadi guru di Wahid Hasyim. Ketika gurunya PD menjadi
guru Wahid Hasyim, sudah barang tentu siswanya pun akan PD menjadi siswa Wahid
Hasyim. Rasa PD itulah yang memunculkan sebuah pengabdian yang totalitas dengan
terus memperbaiki kinerja kita dalam posisi kita sebagai guru di Wahid Hasyim.
Bapak Eko juga mengungkapkan, kita
sebagai guru Wahid hasyim harus melakukan 3 hal. Yang pertama adalah ubah
mindset kita. Bahwa kita harus senantiasa berpikir positif. Karena orang
berhasil bermula dari pikiran kita yang positif. Kedua, berucaplah selalu yang
baik. Setelah pikiran kita baik, maka kita berucap yang baik. Ucapan kita
adalah doa, maka dalam berucap hendaklah yang baik, papar Pak Eko. Ketiga.
Bertindaklah yang baik. Dengan berucap yang baik maka tindakan kitapun akan
ikut baik. Dengan ketiga hal demikian
kita bisa menjadi figure dan teladan bagi peserta didik kita. Dengan berpikir
positif, berucap yang baik, dan bertindak yang baik maka sudah barang tentu
hasilnya pun akan ikut baik. Wahid Hasyim akan melahirkan output peserta didik
yang unggul dalam budi pekerti dan juga prestasi. Semoga!
===============MOVE
ON================
BERUBAH
MENJADI LEBIH BAIK
MULAI
DARI DIRI KITA SENDIRI
WAHID
HASYIM…!!! YES,,I CAN
NB:
mohon dikoreksi nggih, kalau ada yang kurang pas…semoga bermanfaat bagi para
pembaca. Terimakasih. J
Oleh:
Muhammad Mansur (santri Wahid Hasyim)