Selasa, 24 Maret 2015

Motivasi Pelajar Turi

Pagi itu, saya diberikan kesempatan untuk memberi motivasi sukses ujian nasional kepada siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA di Kecamatan Turi. Sebuah kebahagian tersendiri bisa mengisi event yang menurut saya luar biasa ini. Event ini diadakan oleh kader IPNU IPPNU kecamatan Turi.  Acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ulama/ tokoh setempat. Sungguh amalan yang sangat mulia bernama Mujahadah. Mujahadah adalah sebuah amalan wirid yang sering dilakukan oleh orang-orang NU. Terasa sangat khusyu’ ketika itu, ditutup dengan doa penutup yang menentramkan qolbu.

            Sesie selanjutnya pun giliran saya untuk beraksi. Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur karena peserta bisa terbawa suasana training yang fun, mengubah dan menggugah. Terlihat senyum dan tawa bahagia dari peserta training. Dan terkadang tetesan air mata yang keluar dari mereka menunjukkan adanya tekad yang kuat untuk melakukan sebuah perubahan besar. Menjadi pribadi yang lebih siap untuk menghadapi ujian yang tak lama lagi akan tiba. Hanya itu yang bisa dilakukan, semoga pertemuan singkat itu benar-benar membawa hasil yang maksima. Ku tunggu prestasi kalian dalam sebuah peperangan yang akan kalian menangkan berupa ujian nasional. Salam sukses….!!!

Ahad, 15 Maret 2015

Motivasi MAKESTA IPNU Depok

Awal bulan ini,  tepatnya hari Ahad, 1 Februari 2015 saya bersama kader-kader NU muda yaitu para peserta MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang diselenggarakan IPNU IPPNU PAC DEPOK. Ya..kala itu saya mendapatkan kesempatan untuk memberikan motivasi kepada mereka. Acara di gelar di Aula PP. Suni Darussalam.
            Alhamdulillah, dari awal sampai akhir berjalan lancar. Terlihat, para peserta sungguh antisias mengikuti acara ini setelah sebelumnya juga diisi kegiatan yang cukup padat. Dengan semangat berbagi, saya berusaha memberikan training secara maksimal. Sungguh, mereka luar biasa, kader-kader NU militan. Gela tawa selama pelatihan menghiasi acara pada pagi itu, menambah acara semakin hangat.
            Tak hanya tawa, tapi tangispun menghiasi acara pada pagi itu.  Saya sedikit menguraikan materi tentang orang tua, sehingga diantara mereka banyak yang meneteskan air mata. Para peserta latihan memanjatkan doa dengan penuh khusyu’ dan sungguh-sungguh. Saya yakin, mereka mereka akan menjadi kader militan NU yang militant dan cinta akan perdamaian. Selamat belajar dan berproses adek-adekku.


Jogja, 3 Februari 2015

Bahagia dengan Mereka

Terimakasih ya Allah..telah memberikan kebahagian kepadaku yang luar biasa. Aku sangat bersyukur bisa menghirup udara di bumiMu. Hari ini pun aku merasakan kebahagiaan luar biasa. Selain hidup bersama teman-teman yang fun, aku juga hidup bersama anak-anak hebat. Wahid Hasyim telah mempertemukan kita semua.
            MI Wahid Hasyim merupakan sebuah tempat bersejarah bagiku. Ya.. tempat inilah yang mempertemukanku dengan orang-orang luar biasa. Begitu juga cintaku, ternyata ketemunya juga disini. Pokoknya, disini aku bisa belajar banyak hal dan mendapatkan pengalaman yang luar biasa yang mungkin tidak aku dapatkan di tempat lain.
            Hari ini,  anak-anak cukup membuatku bahagia. Mengajari ngaji anak-anak merupakan sebuah tugas mulia dan Alhamdulillah, aku senang ketika mereka bisa mengikutinya dengan baik. Puas hati ini, kebagiaan yang tidak bisa diukur dengan sebuah materi. Selanjutnya, aku mengajar ekstra qiroah di madrasah. Alhamdulillah juga..mereka cukup antusias dengan cara mengajarku. Tidak boring dan bisa mereka terima. Ilmu seni baca Al Quran yang terkesan sulit, ternyata jika disampaikan dengan fun akan lebih mudah ditangkap oleh anak-anak. Dan di Wahid Hasyim lah aku belajar tentang ini. Sungguh puas rasanya, sudah bisa mengantarkan murid menjuarai lomba 1 MTQ  Tingkat Kabupaten dan Juara 3 tingkat Propinsi. Semoga saja, tidak berhenti sampai disini. Prestasi-prestasi selanjutnya semoga bisa diraih.
            Terimakasih semuanya teman-temanku, anak-anakku dan dia yang telah mewarnai kehidupan ini sehingga indah dan menyenangkan untuk dilalui. Sekali lagi terimakasih dan rasa syukur yang luar biasa kepada Tuhan semesta alam yang telah memberikan anugrah berupa kebahagiaan.


Jogja, 26 Januari 2014

KEGIGIHAN SEORANG IBU

Terminal Giwangan (08/01/15). Di sela2 menunggu jemputan di terminal Giwangan Yogyakarta. Kutemui seorang perempuan yg sdah mulai menua, terlihat jelas keriput di wajahnya. Wanita tangguh ini adalah tukang ojek dan seorang kuli panggul. Kita ngobrol banyak hal. Akhirnya, dia menceritakan sebuah lika liku kehidupannya yang membuatku terharu.
Ibu-ibu tukang ojek itu rela bekerja demikian utk mempertahankan hidupnya bersama ke 6 anaknya. Anak yg pertama masih duduk dibangku SMA, anak yg terakhir masih brumur 3 tahun. Yg lebih mengharukan lagi adalah ibu ini ditinggal pergi suaminya ke kota Padang dan smpai saat ini blm kmbali. Komunikasipun terputus, anak dan istrinya ditelantarkan tak pernah sepeserpun dikirimi uang.
Itulah yg mlatarbelakangi beliau harus berjuang luar biasa demi anak-anaknya.
Pernah suatu ketika, ibu ini pergi ke Padang dan melacak keberadaan suaminya. Ya..karena memang saat itu suaminya pergi merantau ke kota Padang untuk bekerja. Setelah bertanya tanya dg perusahaan tempat suaminya bekerja, akhrnya ketemulah alamatnya.
Ternyata setelah dilacak alamat rumahnya, suaminya sudah tak lagi ada dirumah itu. Hanya didapati seorang ibu yang sudah punya 1 anak balita. Beliau adalah istri muda yg juga ditinggal pergi dan tidak dinafkahi. Aku pun hanya tertegun dan terharu mendengar cerita itu.
Semoga saja ibu ini tegar dan kuat menjalani ujian ini.
Bagi seorang istri, harusnya brsyukur mempunyai suami yg brtanggung jwab. Berikan kasih sayang terbaik dan doakan suami agar tetap di jalanNya.
Bagi seorang sumai dan calon suami. Yuk.. kita brusaha menjadi lelaki yang bertanggungjawab. Kasihan, bila terjadi peristiwa seperti yang menimpa ibu itu, harus berjuang keras mempertahankan kehidupannya tanpa seorang suami yg menafkahinya dan anak-anaknya.
                                   
Jogja, 16 Januari 2015



PENGAMEN BERDAKWAH

Bus Mulyo (07/01/15). Siapa mengira bahwa dakwah itu bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk seorang pengamen. Kejadian itu terjadi ketika saya berada di sebuah bus jurusan Purworejo – Jogjakarta. Awalnya, ada seorang pengamen wanita berambut panjang. Sosok wanita ini terlihat masih muda, kalau saya perkiraan umurnya belum ada 20 tahun. Salut aku dengannya, karena dengan penuh percaya diri dia berusaha menampilkan yang terbaik untuk menghibur para penumpang dengan lagunya yang diiringi dengan  iringan musik gitar. Cukup bagus, dan kiranya dia berbakat untuk menjadi seorang penyanyi terkenal. Hanya saja lagu yang dibawakannya adalah lagu cinta, bukan lagu dakwah.
Lalu, naiklah pengamen selanjutnya. Mereka adalah dua orang pemuda yang terlihat rock and rool dengan pakaian compang camping seadanya. Namun, yang ku salut dengan mereka adalah lagu yang dibawakannya adalah lagu yang menurutku cukup menghibur para penumpang. Lebih dari itu, lagunya bernilai dakwah dan mengajak orang untuk berbuat kebaikan. Secara teks aku kurang hapal secara lengkapnya, namun ada beberapa pesan-pesan yang bisa saya tangkap dari lagu itu.
Lagu itu mengingatkan kita akan kehidupan dunia ini yang sementara. Hidup di dunia ibarat “mampir ngombe”, karena hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat yang kekal abadi. Makanya, mumpung masih hidup di dunia mari kita persiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Dalam lagu tersebut, kita diajak untuk melakukan ibadah sholat dengan baik, karena memang sholat merupakan ibadah yang dihisab pertama kalinya di akhirat kelak. Lagu itu juga mengingatkan kita agar tidak menjadi orang yang pelit. Sebagai orang muslim sudah sewajarnya harus peduli dengan orang lain.  Kepedulian itu salah satunya bisa dengan media sedekah. Sedekah merupakan sebuah amalan yang harus kita biasakan. Tanpa dibiasakan, memang sedekah terasa sulit. Dimulai dari nominal yang kecil, tak masalah. Namun, tiap hari terus ditingkatkan, tiap hari terus ditingkatkan,  dan tentunya kita juga harus meningkatkan derajat keikhlasan kita.
Sebenarnya ada banyak pesan-pesan dari lagu itu, yang membuat hati ini tersentuh dan merasa kembali diingatkan. Terimakasih pemuda pengamen yang mengingatkan kita lewat lagu dakwahnya. Ternyata tidak hanya seorang Kyai/ Ustadz saja yang bisa menyampaikan dakwah. Dakwah saat ini, tidak harus secara formal dalam forum pengajian dan forum-forum resmi. Aktivitas kita pun bisa bernilai dakwah ketika kita bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan.
Saking senengnya saya hari itu, saya pun memberikan nominal yang tidak biasanya kepada mereka. Saya pun ingin mengetahui lebih lanjut dan mempelajari lagu-lagunya. Ku tanya nomer yang bisa dihubungi, ternyata mereka tidak hapal nomer handphonenya. Akhirnya, kuberikan kartu namaku supaya nantinya tetap bisa menjalin silaturrahim dengannya.  Terimakasih mas Pengamen atas lagunya yang menginspirasi, semoga suatu saat bisa berjumpa dengan mereka untuk mempelajari lagu-lagu yang penuh hikmah. Tak terasa, saat itu bus sudah hampir memasuki terminal giwangan, merekapun turun dari bus itu. Kudapatkan pesan yang luar biasa. Ternyata pesan-pesan kebaikan itu tidak hanya kita dapatkan dari seorang dai, mubaligh, penceramah, motivator dan sebagainya. Namun, kita bisa belajar tentang pesan-pesan kebaikan dengan siapa saja apapun profesinya dan dimanapun tempatnya. Mari, jadi pembelajar sejati. 


Jogjakarta, 16 Januari 2014