Satu hal yang mungkin tak pernah aku lupakan
adalah bagaimana proses perjuanganku untuk bisa lulus S2. Ya..memang dari segi
kecerdasan aku memang kalah jauh dari
teman-teman ditambah kegiatan yang seabrek yang tak ada habis2nya. Dan apa
hasilnya, diantara teman sekelasku hanya aku yang belum lulus S2. Ya…mungkin
salah juga kalau aku menjadikan itu
sebagai alasanku belum lulus kuliah, padahal semua teman-temanku sudah lulus.
Ya..tapi tak bisa dielak, itu memang adanya. Mereka ada yang sudah mengajar di
sekolah, menjadi dosen, bekerja, menikah dan lain sebagainya.
Melihat teman-temanku sudah lulus pun aku juga
bergegas ingin menyelesaikannya. Karena memang tak lama lagi aku akan menikah.
Ibu pernah bilang, kalau mau nikah paling tidak salah satu ada yang sudah beres
kuliahnya, kalau sama-sama masih kuliah nanti repot rumah tangganya, sudah
harus kerja tapi malah masih kuliah. Hmm…ya terkadang bener juga kata ibu. Tapi
kondisinya saat ini memang belum lulus.wwkwkw..
Ibu..maafkan aku ya..ternyata sampai saat ini
belum lulus, padahal nikah hanya tinggal
4 bulan lagi. Sebenarnya sudah selesai tesisny, tinggal revisi sekali terus
munaqosyah. Eh..tapi lagi2 soal nilai toefl yang belum lulus.Hmm.. sudah
keempat kalinya aku ujian toefl tapi juga belum lulus. Standar yang digunakan
adalah 425 skor maksimal dari 4 kali ujian hanya mendapatkan 403. Itu artinya
kurang 22 lagi. Aku juga sudah mencobanya di UGM yang kerjasama dengan lembaga
bahasa ION’S tapi juga belum lulus. Saat ini, aku akan mencoba kembali ujian
toefl di pusat bahasa UNY, smg saja berhasil.
Bismillah..
-persipan materi maksimal
-doa maksimal
-restu orang tua
Semoga
bermodalkan tiga hal itu, aku bisa mengerjakan ujian toefl dengan lancar dan
menghasilkan nilai sesuai yang diharapkan. Aku akan tunjukkan kepada orang tua
kalau aku bisa lulus kuliah dan siap menikah. Hehe..Aamiin..aamiin ya robbal
alamiin.
Jogja, 23 Desember 2015..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar