Aku pun bergegas untuk menuju rumahnya, sebelumnya aku mampir ke toko perlengkapan bayi. Untuk yang pertama kalinya aku masuk ke perlengkapan bayi, aku pilih pilih sana sini, dan aku memutuskan untuk membawakan oleh-oleh berupa mainan. Ya,,buat kenang-kenangan aja lah.
Setelah melakukan pencarian sekitar setengah jam. Akhirnya ketemu juga..haha..
Disana mas Bram mengatakan kalau tulisannya benar-benar di muat, aku pun di beri 2 majalah Bakti, satunya untuk diberikan kepada pak Kyai, karena kebetulan ada liputan tentang acara yang dilakukan pesantren yaitu “Abdul Hadi Award”.
Kita ngobrol banyak tentang kepenulisan. Satu hal yang tak ingat adalah bahwa menulis di media itu seperti halnya memecahkan batu. Ketika pemecah batu melakukan pukulan ke batu itu untuk ke 99, namun tak pecah dan ia menyerah, maka hal itu sangat disayangkan padahal satu pukulan lagi (pukulan ke 100) batu itu pecah. Dan menjadi keberuntungan bagi pemecah batu yang lain ketika ia meneruskan pukulan batu yang ke 100, karena pukulan yang ke seratus batu itu akan pecah.
Hal yang bisa diambil pelajaran dari situ adalah bahwa kita tak boleh menyerah untuk mengirim tulisan ke media. Kalau gagal coba lagi dan jangan menyerah.
Setidaknya aku mendapatkan pelajaran berharga dari sini, sehingga aku tak boleh putus asa walaupun akhir-akhir ini sering di tolak media. Pokoknya hajaarr teruss dech...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar