Selasa, 24 Maret 2015

PENGAMEN BERDAKWAH

Bus Mulyo (07/01/15). Siapa mengira bahwa dakwah itu bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk seorang pengamen. Kejadian itu terjadi ketika saya berada di sebuah bus jurusan Purworejo – Jogjakarta. Awalnya, ada seorang pengamen wanita berambut panjang. Sosok wanita ini terlihat masih muda, kalau saya perkiraan umurnya belum ada 20 tahun. Salut aku dengannya, karena dengan penuh percaya diri dia berusaha menampilkan yang terbaik untuk menghibur para penumpang dengan lagunya yang diiringi dengan  iringan musik gitar. Cukup bagus, dan kiranya dia berbakat untuk menjadi seorang penyanyi terkenal. Hanya saja lagu yang dibawakannya adalah lagu cinta, bukan lagu dakwah.
Lalu, naiklah pengamen selanjutnya. Mereka adalah dua orang pemuda yang terlihat rock and rool dengan pakaian compang camping seadanya. Namun, yang ku salut dengan mereka adalah lagu yang dibawakannya adalah lagu yang menurutku cukup menghibur para penumpang. Lebih dari itu, lagunya bernilai dakwah dan mengajak orang untuk berbuat kebaikan. Secara teks aku kurang hapal secara lengkapnya, namun ada beberapa pesan-pesan yang bisa saya tangkap dari lagu itu.
Lagu itu mengingatkan kita akan kehidupan dunia ini yang sementara. Hidup di dunia ibarat “mampir ngombe”, karena hidup yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat yang kekal abadi. Makanya, mumpung masih hidup di dunia mari kita persiapkan bekal sebanyak-banyaknya. Dalam lagu tersebut, kita diajak untuk melakukan ibadah sholat dengan baik, karena memang sholat merupakan ibadah yang dihisab pertama kalinya di akhirat kelak. Lagu itu juga mengingatkan kita agar tidak menjadi orang yang pelit. Sebagai orang muslim sudah sewajarnya harus peduli dengan orang lain.  Kepedulian itu salah satunya bisa dengan media sedekah. Sedekah merupakan sebuah amalan yang harus kita biasakan. Tanpa dibiasakan, memang sedekah terasa sulit. Dimulai dari nominal yang kecil, tak masalah. Namun, tiap hari terus ditingkatkan, tiap hari terus ditingkatkan,  dan tentunya kita juga harus meningkatkan derajat keikhlasan kita.
Sebenarnya ada banyak pesan-pesan dari lagu itu, yang membuat hati ini tersentuh dan merasa kembali diingatkan. Terimakasih pemuda pengamen yang mengingatkan kita lewat lagu dakwahnya. Ternyata tidak hanya seorang Kyai/ Ustadz saja yang bisa menyampaikan dakwah. Dakwah saat ini, tidak harus secara formal dalam forum pengajian dan forum-forum resmi. Aktivitas kita pun bisa bernilai dakwah ketika kita bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan kebaikan.
Saking senengnya saya hari itu, saya pun memberikan nominal yang tidak biasanya kepada mereka. Saya pun ingin mengetahui lebih lanjut dan mempelajari lagu-lagunya. Ku tanya nomer yang bisa dihubungi, ternyata mereka tidak hapal nomer handphonenya. Akhirnya, kuberikan kartu namaku supaya nantinya tetap bisa menjalin silaturrahim dengannya.  Terimakasih mas Pengamen atas lagunya yang menginspirasi, semoga suatu saat bisa berjumpa dengan mereka untuk mempelajari lagu-lagu yang penuh hikmah. Tak terasa, saat itu bus sudah hampir memasuki terminal giwangan, merekapun turun dari bus itu. Kudapatkan pesan yang luar biasa. Ternyata pesan-pesan kebaikan itu tidak hanya kita dapatkan dari seorang dai, mubaligh, penceramah, motivator dan sebagainya. Namun, kita bisa belajar tentang pesan-pesan kebaikan dengan siapa saja apapun profesinya dan dimanapun tempatnya. Mari, jadi pembelajar sejati. 


Jogjakarta, 16 Januari 2014

Tidak ada komentar: