Selasa, 24 September 2013

Mengapa Perlu Belajar Tilawah (qiro'ah)


Dizaman modern saat ini, orang yang bisa melagukan ayat al qur’an bisa dikatakan barang langka dan sulit dijumpai. Kegemaran seni tilawatil qur’an tidak banyak disukai oleh orang, karena cenderung sulit untuk dipelajari dan terkadang bosan. Kegemaran ini pun tergantikan oleh kegemaran lain yang terkadang hanya menjurus pada hal yang negatif. Kita bisa melihat fakta disekitar kita, banyak orang dari anak-anak hingga dewasa yang gemar bermain game online, menyanyi atau mendengarkan musik rock atau dangdut, bermain togel, bermain kartu dan sebagainya. Tentunya kita tidak membatasi kegemaran mereka, tapi yang perlu diingat bahwa kegemaran-kegemaran tersebut banyak tedapat aspek negatifnya dibandingkan dengan aspek positifnya.
Kegemaran/ hobi tilawatil qur’an mulai kurang diminati orang dan cenderung ditinggalkan atau terkalahkan dengan hobi yang lain yang cenderung lebih berkelas dan beenuansa hiburan. Padahal kalau kita cermati banyak hal yang kita dapatkan ketika kita belajar seni baca Al Qur’an. Lalu timbulah pertanyaan, mengapa harus belajar tilawatil qur’an?
Pertanyaan sederhana diatas perlu kita jawab guna memberikan pemahaman kepada kita semua akan pentingnya belajar seni baca Al Qur’an. Belajar seni tilawatil qur’an menjadi penting untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan para qori’ dan qori’ah. Saat ini tidak banyak yang mempelajari seni baca Al Qur’an. Apalagi dikampung-kampung, jarang sekali ditemukan. Kalau toh ada hanya segelintir orang, atau ada yang bisa tapi orang yang sudah bisa dibilang sepuh. Lalu, mana kader mudanya. Karena terbatasnya orang yang bisa seni baca Al Qur’an, akhirnya masyarakat yang mempunyai hajat harus mencari qori’ qoriah dari luar daerah. Coba saja, kalau setiap kampung/ pemukiman terlahir para qori’ qori’ah, maka tak akan susah lagi para shohibul hajat mencari qori’ qoriah untuk mengisi sebuah acara.
Secara lebih rinci belajar tilawatil qur’an menjadi penting karena mempunyai banyak manfaat, yang meliputi manfaat untuk diri sendiri dan manfaat untuk publik:
1.   Manfaat untuk diri sendiri
a.       Sebagai sarana terapi mental
Kenapa saya sebut sebagai terapi mental, karena ini erat hubungannya dengan mental atau hati seseorang. Kita bisa merasakan sendiri apabila kita melantunkan firman Allah dengan bacaan yang indah nan syahdu, maka kita akan merasakan akan ketenangan dan ketentraman batin. Hal ini juga sangat berpengaruh pada kadar keimanan  kita akan kekuasaan Allah.
b.      Mendapatkan pahala
Membaca Al Qur’an adalah sebuah ibadah yang bernilai pahala. Tak ubahnya membaca ayat-ayat Al Qur’an dengan lagu yang indah. Itu malah mejadi nilai tambah bagi pembacanya untuk mendapatkan balasan dar Allah berupa pahala yang otomatis Allah berikan ketika kita membacanya dengan ikhlas dengan harapan mengharap keridhoaan Allah.
c.       Mencerdaskan otak
Hal inilah yang banyak orang belum tahu. Sebenarnya tanpa kita sadari seni baca Al Qur’an bisa mengasah dan mencerdaskan otak kita. Kenapa bisa demikian? Karena lagu dalam seni bacaan al qur’an mempunyai ciri khas tersendiri yang akan mengasah otak kita. Otak kita berusaha mengingat ingat lengkukan/ cengkok lagu tilawah, dan dalam proses mengingat-ingat lagu itulah otak kita terasah sehingga otomatis bisa mencerdaskan otak kita. Bagaikan pisau, pisaupun harus diasah agar pisau itu menjadi tajam. Begitu halnya dengan otak, otak pun harus terus diasah agar menjadi otak yang cerdas. Dengan belajar tilawatil qur’an juga akan menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan kita.
2.   Manfaat untuk publik
a.       Sebagai sarana penyejuk hati
Melantunkan bacaan Al Qur’an dengan lagu ternyata mempunyai manfaat yang besar bagi pendengarnya. Apabila kita melagukan ayat-ayat suci alqur’an dengan indah, syahdu dan penuh rasa keikhlasan, maka akan memberikan kesehjukan dan ketentraman pada hati kita.
Dalam hal ini ada satu riwayat yang bisa kita ambil pelajaran untuk kita. Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat rasulullah SAW bernama Ibnu Mas’ud untuk meminta nsihat. “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasihat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang gelisah. Dalam beberapa hari ini hatiku terasa tidak nyaman dan tidak tentram.” Kata orang tersebut.
Lalu Ibnu Ma’ud menasehatinya dengan mengatakan, “Kalau penyakit itu yang menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat. Pertama, ke tempat orang yang membaca Al Qur’an, engkau dengarkan baik-baik orang yang membaca Al Qur’an, atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi disana, lalu kau berkhalwat menyembah Allah.”
 Riwaat diatas menguatkan bahwa mendengarkan bacaan al qur’an bisa membuat hati kita menjadi tenang, yang imbasnya kepada peningkatan kadar keimanan seseorang kepada Allah SWT. Luar biasa bukan?
b.      Memenuhi kebutuhan masyarakat.
Seperti yang telah dikemukakan diawal tadi, sampai saat ini para qori’ qoro’ah masih dibutuhkan dalam memenihi kebutuhan masyarakat untuk mengisi berbagai acara,baik itu pernikahan, peringatan hari besar islam, khitanan atau yang lainnya. Dalam hal ini para qori’ qoriah tidak dianjurkan untuk memberikan patokan dalam pembayaran qori’ qori’ah. Para qori’ qori’ah harus menyadari bahwa niatan membaca al qur’an dalam sebuah acara adalah sebuah bantuan dan amal. Kalau toh diberi imbalan, ya....syukuri saja, karena itu rezeqi dari Allah. Tapi perlu diingat, orientasi utama belajar seni baca al quran adalah bukanlah itu.
c.       Sebagai wahana syiar islam
Seni baca al qur’an ternyata mempunyai manfaat sebgai wahana syiar islam. Syiar islam yang dimaksud disini adalah menyampaikan pesan Allah melalui firman-firmanya yang disampaikan kepada khalayak umum dengan lagu yang indah.  Wahana syiar islam juga tampak dalam berbagai event-event perlombaan tilawatil qur’an yang seru kita kenal dengan Musabqoh Tilawatil Qur’an (MTQ). Disinilah sangat jelas eksistensi islam dalam menyuarakan firman Allah.
d.      Sarana mencetak generasi Qur’ani
Manfaat lain seni tilawatil qur’an adalah sebagai sarana mencetak generasi Qur’ani. Yaitu generasi yang mencintai Al Qur’an yang terecrmin dalam 5 M yaitu membaca, mengartikan, memahami, mengamalkan, mengajarkan.  Diharapkan terlahir generasi muslim yang gemar membaca al qur’an, tahu artinya, paham maknanya, senantiasa mengamalkan isinya dan mengajarkannnya kepada orang lain.

Tidak ada komentar: