Kamis, 20 Februari 2014

Kita harus Berubah


Ternyata, tak hanya satria Baja Hitam yang berubah,  tak hanya Power Ranger, tak hanya Saras 008, Tak hanya sang Saiya, kita juga pun harus berubah. Mengapa?

“Dunia Serba Berubah, tidak ada yang kekal. Yang kekal adalah perubahan itu sendiri.”

Begitulah cara Dr. Sukiman, M. Pd membuka perkuliahan perdana kala itu. Sebuah pernyataan pendek yang saya sangat sepakat dengan hal itu. Memang segala yang ada di dunia ini semuanya terus berubah. Perubahan itu meliputi dari fashion dan gaya hidup, pola berpikir, sarana transportasi, aneka makanan, sampai pada peralatan dan masih banyak lagi.
            Perubahan itu menuju sebuah  kesempurnaan melalui sebuah inovasi-inovasi di dalamnya. Tak hanya perubahan yang baik, tapi juga tak menutup kemungkinan pada hal yang buruk. Beliau mencontohkan dalam segi fashion. Kalau orang Papua, dulu hanya mengenakan baju-baju yang masih fulgar dan primitif, namun saat ini bisa kita lihat orang Papua mulai belajar berbusana dan semakin menutupi organ-organ vitalnya. Ini merupakan sebuah sebuah perubahan yang positif. Lain halnya dengan dengan orang-orang perkotaan, Yogyakarta saja misalnya. Orang-orang Jogja atau perkotaan di zaman dulu masih banyak yang berpakain dengan lebih tertutup. Namun, seiring dengan perubahan zaman. Busana yang dulunya tertutup, berubah menjadi busana yang memamerkan anggota tubuhnya. Ini adalah contoh perubahan yang sifatnya negatif.
            Hal diatas masih dalam segi fashion, belum pada hal-hal lainnya yang semuanya terus berubah. Pun halnya dengan retorika dan tantangan hidup yang semakin keras.  Kita bisa mengambil hikmah dari binatang yang hidup di alam semesta ini. Contohnya adalah Dinosaurus. Hewan yang sebesar ini akhirnya punah, akibat tak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi alamnya. Konon ceritanya, Dinosaurus tak mau makan selain makanan yang di kehendakinya,padahal makanan yag dikehendakinya itu sudah langka bahkan tidak ada. Namun, hewan itu masih tetap bertahan dengan pendiriannya untuk tak makan selain makanan yang biasanya ia makan. Akhirnya, Dinosaurus pun mengalami kematian dan akhirnya punah. Berbeda dengan seekor Gajah yang besar, sampai sekarang masih eksis di dunia, karena mampu menyesuaikan diri dengan alam. Tak hanya itu, Gajah malah dibekali kemampuan yang luar biasa. Bisa bermain bola, bermain basket, bisa bermain hulahop, melakukan peragaan seperti manusia dan seterusnya.
            Melihat kisah diatas berarti untuk bisa tetap eksis di zamannya kita harus mampu berubah, jangan stagnan dalam hidup. Harus mengalami perubahan terus ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, maka kita akan bisa hidup pada zamannya nanti. Kuncinya adalah mau berubah. Begitulah kira-kira, semoga kita termasuk orang yang mau dan mampu untuk terus berbenah dan mengubah diri kita menjadi orang yang luar biasa.


Depok, 20 Februari 2014

Tidak ada komentar: