Hari-hariku di minggu ini
memang penuh perjuangan, terutama memperjuangkan skripsiku. Bagaimana tidak,
skripsi yang telah kumunaqosyahkan tertanggal 14 Maret belum juga kelar
revisinya. Penguji kedua tak masalah bagiku. Bahkan, bisa di bilang sangat
mudah. Revisi skripsi yang kuajukan ke beliau langsung beliau ACC dan
menandatangani berita acara revisi skripsi. Betapa senangnya aku kala itu.
Hal itu sangat berbalik ketika
aku menemui penguji satu skrispiku. Sungguh tak terpikirkan sebelumnya, beliau
langsung menolak mentah-mentah revisiku. Aku pun beliau suruh balik dan
memperbaiki skripsiku lagi. Sungguh perasaan yang sangat berbalik dari kejadian
yang kualami sebelumnya. Sungguh pahit dan menyakitkan.
Apalagi mendengar perkataan
temenku. Kata temenku, kalau revisi belum selesai 1 bulan, maka aku harus
mengulang skripsiku dari nol. DARI NOL. Coba bayangkan...betapa miris rasanya ketika
aku mengurus skripsi dari awal. Aku sangat takut, betapa tidak hari-hari itu
adalah hari-hari akhir untuk revisi ku selesaikan, dan kalau tak selesai maka
aku harus mengulang skripsi dari awal.
Alhamdulillah, Allah
berkehendak lain. Hari itu, tepat hari Kamis, 11 April 2013. Aku sungguh
berikhitiar lahir dan batin. Setelah sholat aku pasti berdoa, dan kubacakan Al
Fatihah yang ku khususkan untuk pengujiku. Dengan harapan, segala urusan revisiku
dipermudah.
Tibalah saatnya berjuang, aku
menemui penguji satu yang terkenal sulit untuk ditemui mahasiswa. Setelah
beberapa saat aku menunggu, akhirnya yang ku tunggu sudah datang dan menuju ke
ruangaannya. Bergegas ku menuju ruangannya dan menghadap beliau. Langsung ku
mendapat kata-kata pahit dan pertanyaan-petanyaan yang menghujam hatiku. Ku
berusaha menjawab,walaupun sebenarnya sudah tak kuat ingin segera bergegas
keluar dari ruangan itu.
Akhirnya, aku lega...setelah
melewati beberapa kali revisi, dan beberapa kali tatap muka dengan beliau, akhirnya
beliau mau menyetujui revisiku dan menandatanaganinya. Sungguh perjuangan yang
meyakinkan. Tapi tak apalah, dengan begitu akan lebih melatih mentalku dan
menjadikan pribadiku menjadi lebih tangguh dalam menghadapi masalah. Perasaanku
sungguh bahagia, puas rasanya. Mungkin kepuasanku itu tak akan tergantikan
dengan jumlah rupiah berapapun.
Dan ku semakin yakin, bahwa
sebuah perjuangan yang sungguh-sungguh maka akan menghasilkan buah yang manis
yang akan kita petik.
Yogyakarta, 15 April
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar