Jum’at,
12 Juli 2013 adalah moment bersejarah bagiku. Iya...hari itu adalah pertama
kalinya aku khutbah Jum’at dengan jamaah masyarakat umum. Tepatnya yaitu di
masjid Sirotul Jannah Papringan. Berbekal pengalaman khutbah Jum’at waktu PPL
KKN di SMA N 1 Patuk, aku beranikan diri untuk berdiri diatas mimbar, bukan
untuk menggurui orang lain tapi itu sebagai ajang latihan untuk bisa berbagi
ilmu dan untuk tujuan dakwah yang semoga bisa membawa orang lain pada jalan
kebaikan.
Sebenarnya, aku tidak mempunyai
jadwal untuk menjadi khutbah Jum’at. Tapi aku benar-benar dipaksa Pak Luqman
seniorku untuk menggantikannya. Entah tak tahu kenapa, ketika ada jadwal
khutbah selalu dilimpahkan kepadaku. Dengan berdalih, untuk latihanku. Alasan
lain, misalnya mau ketemu dosen dan seterusnya.
Terus dan
terus memojokkan aku untuk mau menggantikannya. Aku berpikir, kalau aku melihat
dari pribadiku sendiri sebenarnya aku belum pantas mengemban amanah sebagai
khotib Jum’at. Mengingat, aku belum sepenuhnya menjadi hamba Allah yang baik
dan belum sepenuhnya menjalankan perintah perintahNya. Namun, setelah ku pikir
ulang, ya itu merupakan media latihanku ketika aku hidup di masyarakat. Kalau
tidak sekarang berlatih, lalu kapan lagi. Dan kuputuskan untuk mau menerima
tawaran Pak Luqman, santri seniorku.
Apa yang terjadi? Pada awalnya memang
aku agak kurang percaya diri, tapi alhamdulillah setelah berjalan rasa kurang
percaya diri itu hilang dan bisa menyampaikan khutbah secara stabil dan dengan
intonasi yang menurutku sudah pas. Teringat sebuah pelatihan khutbah Jum’at di
kecamatan Depok, bahwa kebanyakan jamaah akan tidur jika mendengan khutbah yang
monoton yang dibawakan tanpa sebuah semangat. Maka dari itu, aku benar-benar
berusaha membawakannya dengan semangat dan intonasi yang pas. Alhamdulilah..,
sukses. Ternyata terlihat para jamaah sepertinya tak ada yang tidur dan
menyimak dengan seksama apa yang aku sampaikan.
Depok, 13 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar