KAMPUSKU Adalah RUMAHKU
Istilah
universitas secara umum lebih populer dengan sebutan kampus. Kampus merupakan
tempat mahasiswa untuk mencari ilmu, baik itu ilmu dibidang akademik maupun non
akademik. Ilmu di bidang akademik biasa kita peroleh di dalam kelas
perkuliahan. Sedangkan, atmosfer ilmu non akademik dapat ditemukan di sebuah
organisasi atau pergerakan mahasiswa yang disesuaikan dengan minat dan bakat
kita.
Ada
yang berpendapat bahwa kampus adalah miniatur negara. Ada benarnya juga, karena
di dalam kampus dengan mengikuti organisasi, mahasiswa akan berlatih
berorganisasi dan memimpin organisasi. Yang nantinya pengalaman itu menjadi
pelajaran hidup untuk dipraktekkan dalam lingkup struktur kenegaraan yang cangkupannya lebih luas. Yang jelas, segala hal dapat
kita peroleh dari kampus apabila kita cerdas dalam mengambil dan mengolah
kesempatan yang ada di kampus. Dan pandai-pandailah kita dalam memanfaatkan
fasilitas yang telah disediakan kampus.
Ketika
kita bisa meraih segala hal yang ada dari kampus, dari situlah kita menyadari
bahwa kampus itu adalah kampus milik kita bersama. Yaitu tak ubahnya seperti
rumah sendiri. Dengan menganggap kampus adalah rumah kita sendiri, maka
diibaratkan sang penghuni rumah akan berusaha menjaga kedamaian, keamanan,
kenyamanan serta kebersihan rumah yang ia tempati. Maka patutlah kita sebagai
warga kampus harus senantiasa menciptakan suasana aman, damai dan nyaman di
kampus seperti rumah kita sendiri.
Namun
sebaliknya, ketika realita berbicara bahwa banyak warga kampus (baca:mahasiswa)
masih kurang memiliki rasa “kampus adalah rumahku”. Mereka masih menganggap, bahwa kampus
hanyalah sekedar tempat belajar yang tidak mempunyai makna lebih dari sekedar
rutinitas semata. Padahal jika kita menganggap kampusku adalah rumahku, maka
seorang mahasiswa akan senantiasa menjaga dan merawat kampus tersebut. Yang
rasa menjaga dan merawatnya sudah seperti rumah sendiri. Salah satu contoh
ketika menganggap kampusku adalah rumahku adalah ketika kita melihat sampah
yang tercecer di lingkungan kampus, maka kita dengan sadar akan memungutnya dan
memasukkannya di tempat sampah. Hal itu terjadi karena kita sadar bahwa kampus
kita adalah rumah kita, sehingga kebersihannya harus selalu dijaga. Rasanya
akan lebih indah dipandang bila motor terparkir rapi dengan mengisi tempat yang
didepannya terlebih dahulu. Dan kampus kita akan terasa nyaman bila kericuhan
antar mahasiswa maupun civitas akademisi yang lain bisa diminimalisir.
Lebih-lebih, sikap sopan santun dan saling menghormati antar teman, rektor,
dekan, dosen, pegawai TU, cleaning service, penjaga parkir dan penjaga warung
akan menciptakan rasa kebersamaan sebagai keluarga besar kampus yang saling
peduli.
Nampaknya,
disini perlu adanya kesadaran warga kampus untuk bisa mempunyai rasa “kampusku
adalah rumahku”. Dengan begitu, suasana kampus akan terasa nyaman dan damai.
Serta kebersamaan pun akan terasa jauh lebih nikmat. Mulailah dari diri kita
sendiri dan ajaklah satu hingga tiga sahabat dekat untuk menciptakan rasa:
“Kampusku adalah Rumahku”.
Oleh Mas Mansur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar