Senin, 16 Desember 2013

Perlunya Sosialisasi (Suara Merdeka,01/ 12 / 12)



Perlunya Sosialisasi

Harapan untuk membentuk generasi berkarakter pun mulai tercermin dalam semangat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membentuk kurikulum baru yang menonjolkan aspek karakter. Selama ini pendidikan Indonesia dinilai hanya menyentuh aspek kognitif siswa, belum pada aspek psikomotorik ataupun afektif. Itulah mengapa moral anak negeri semakin tergerus, cermin generasi berkarakter pun mulai menghilang. Akhirnya, terjadilah berbagai aksi tawuran pelajaran yang terjadi dimana-mana, pelecehan seksual, penganiyaan dan bahkan pembunuhan antar pelajar serta aksi-aksi lain yang melanggar norma dan etika.
Tentunya, ini menjadi perhatian besar Kemendikbud untuk mengupayakan generasi yang berkarakter yang jauh dari tindakan-tindakan amoral. Dalam hal ini dengan terus memperbaiki mutu pendidikan nasional. Diantara yang dilakukan adalah melakukan perubahan kurikulum yang mengarah pada penguatan aspek karakter. Karena selama ini kurikulum di Indonesaia terkesan hanya banyak muatan pelajaran, tapi sifatnya hanya menjangkau aspek kognitif siswa. Sehingga, siswa pun hanya menjadi tahu akan ilmu tapi nihil akan pengaplikasian dalam sikap sehari-hari.
Kunci dalam keberhasilan kurikulum adalah terletak dari pengaplikasian kurikulum tersebut. Yang dalam hal ini adalah seorang guru, karena beliaulah pelaksana kurikulum yang disusun oleh pemerintah. Yang terjadi selama ini program-program Kemendikbud belum bisa tersosialisasikan dengan baik. Akhirnya banyak guru yang tak tahu menahu. Contoh nyata, banyak guru yang tak paham betul bagaimana membuat Kurikukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di lembaga pendidikan. Sehingga proses pendidikan di sekolah yang bersangkutan pun tidak terencana dengan baik, akhirnya peserta didik yang dihasilnya pun juga tak sesuai dengan yang diharapkan.
Maka dari itu, apabila memang kurikulum baru ini akan diterapkan di tahun 2013, kiranya perlu disosialisasikan secara matang kepada para guru. Sehingga tak terjadi ketimpangan antara konsep kurikulum yang telah dibuat dengan aplikasi dari kurikulum itu sendiri. Sosialisasi ini terbilang penting untuk memahamkan para guru dalam bagaimana cara mengaplikasikan kurikulum yang baru yang tentunya berbeda dengan kurikulum yang dulu. Dengan konsep kurikulum yang baik dan pengaplikasian yang baik pula, maka tak mustahil bisa mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter sebagai ujung tombak kemajuan bangsa ini. Semoga!

 (* Muhammad Mansur, mahasiswa FTK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta asal dari Purworejo.

Tidak ada komentar: