Senin, 16 Desember 2013

Kejujuran, Kepuasan Sejati (KR ( 23/ 04/ 12)



Kejujuran, Kepuasan Sejati

Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA segera rampung, kini saatnya UN tingkat SMP dan SD yang akan segera menyusul. Semua guru dan siswa pun pasti merasa cemas bagaimana hasilnya nanti, apakah bisa  lulus atau tidak.
Lulus UN dengan nilai yang memuaskan merupakan dambaan setiap siswa, guru dan orang tua siswa. Hanya saja  yang menjadi pertanyaan, apakah siswa merasa puas lulus UN dengan nilai yang dihasilkan? Pertanyaan itu perlu ditelusuri lebih lanjut dan dianalisis kembali untuk bisa menjawabnya. Hasil UN tidak terlepas dari sebuah proses panjang yang dilalui siswa dan guru.Dengan asumsi supaya siswa bisa mengerjakan soal UN dengan baik dan meraih nilai tinggi , guru pun berupaya keras.  Sebuah proses yang bagus tentu akan menghasilkan hasil yang bagus pula.
Meski begitu, ketika siswa yang masuk di sebuah sekolah itu siswa dengan kemampuan rata-rata bahkan di bawahnya, asalkan dikemas dengan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas, tak mustahil bakal menghasilkan anak-anak yang cerdas yang bisa meraih nilai UN dengan memuaskan. Sebaliknya, jika input siswanya bagus tetapi tidak diimbangi dengan proses pembelajaran yang bagus, bisa jadi nilai yang dihasilnya pun bisa menjadi buruk. 
Kepuasan ketika lulus UN dengan nilai yang memuaskan bisa dirasakan oleh seorang siswa dan guru. Apalagi, mengingat selama proses belajar mengajar mereka menjalani dengan tekun dan gigih. Dan juga ketika dalam pelaksanaan UN itu sendiri dilandasi dengan aspek kejujuran dan sportivitas, tanpa sebuah kecurangan apapun di dalamnya. Itulah sejatinya kepuasan yang didapat ketika siswa lulus UN. Aspek kejujuran ini pula yang menggembirakan sekolah.
Oleh karena itu, siswa hendaknya menyadari, UN bukanlah hanya sekedar ujian biasa tetapi merupakan ujian kejujuran.   Seorang guru hendaknya bisa melatih siswa untuk berproses secara baik dalam menghadapi UN dengan dilandasi aspek kejujuran. Karena dengan kejujuran , kepuasan sejatipun kita raih. Itulah sebuah proses yang harus dilalui dengan jerih payah yang patut dihargai.
                                                                          *) Muhammad Mansur, Guru dan                                                         Waka.Kesiswaan MI Wahid Hasyim Yogyakarta

Tidak ada komentar: